HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PRETERM DI RSUD Dr.H ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
DOI:
https://doi.org/10.55919/jk.v4i2.35Keywords:
Anemia, Persalinan PrematureAbstract
Persalinan premature (preterm) adalah persalinan yang tejadi pada usia kehamilan
kurang dari 37 minggu dengan perkiraan berat badan janin kurang dari 2500 gram penyebab
persalinan premature adalah, Keadaan social ekonomi rendah, kurang gizi, anemia, perokok
berat, usia ibu (<20
th
atau >35
th
), penyakit yang menyertai ibu seperti jantung, diabetes
militus, dan hipertensi. Berdasarkan hasil prasurvey di RSUD Dr.H Abdul Moeloek Bandar
lampung, di ketahui bahwa angka kejadian persalinan premature pada tahun 2014 di temukan
sebanyak 125 kasus (9,1%) dari 1362 persalinan, pada tahun 2015 mengalami penurunan
jumlah persalinan premature sebanyak 68 kasus (5,1%) dari 1310 persalinan, dan mengalami
peningkatan kembali pada tahun 2016 yaitu sebanyak 173 kasus (11,8%) dari 1461
persalinan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan anemia dengan ibu
yang mengalami Persalinan Prematurdi RSUD DR.H Abdul Moeloek Bandar lampung
Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik, dengan
rancangan Cross Sectional. Populasi penelitian ini seluruh ibu bersalin yaitu 1401 orang,
Tehnik sampel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus stratified random
sampling terdapat 311 orang yang di jadikan sampel penelitian. Alat pengumpulan data
berupa lembar ceklist.Hasil distribusi frekuensi prematur 60 (19,2%) dan tidak prematur 251
(80,7%), Anemia 146 (46,9%) dan tidak anemia165 (53,0%), dan Hasil statistic dengan
menggunakan uji chi square dengan kejadian persalinan prematur di peroleh anemia p value
0,502 >0,05 dan OR=1,264. Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat
hubungan antara anemia dengan kejadian persalinan prematur di RSUD Dr.H Abdul Moeloek
Bandar lampung Tahun 2016, disarankan bagi ibu hamil hendaknya ibu dapat memeriksakan
kehamilannya (ANC) secara dini dan teratur ada atau tanpa keluhan pada tenaga kesehatan
agar dapat dilakukan penaganan secara tepat dan cepat jika ditemukan masalah dalam
kehamilan