GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RSUD DR. H ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
DOI:
https://doi.org/10.55919/jk.v10i5.80Keywords:
Paritas, Jarak Kehamilan, Riwayat Abortus, Riwayat SC, Hamil Kembar, Plasenta PreviaAbstract
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (Prawirohardjo, 2010:495). Berdasarkan hasil data pra survey di RSUD Dr. H. Abul Moeloek Bandar Lampung kejadian plasnta previa tahun 2012 terdapat 144 kasus (3,9%) dari 3.673 ibu bersalin, tahun 2013 yaitu 120 kasus (3,1%) dari 3.869 ibu bersalin dan tahun 2014 yaitu 48 kasus (3,6%) dari 1.347. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran faktor-faktor plasenta previa berdasarkan (paritas, jarak kehamilan, riwayat abortus, riwayat SC dan kehamilan kembar).
Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriftif, populasi ibu bersalin yang mengalami plasenta previa di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2015 berjumlah 54 ibu bersalin dan sampel dengan teknik total sampling. Cara ukur yang digunakan dengan dokumentasi rekam medik dengan alat ukur berupa lembar ceklis dianalisa secara univariat dengan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian berdasarkan gambaran faktor resiko paritas sebagian besar pada multipara (2-5) 34 (63,0 %) ibu bersalin, jarak kehamilan < 2 tahun yaitu 28 (63,6%) ibu bersalin, riwayat abortus yaitu 30 (56,6%) ibu bersalin, tidak ada riwayat SC yaitu 37 (68,5%) ibu bersalin dan tidak hamil kembar yaitu 45 (83,3%) ibu bersalin.
Kesimpulan dari hasil penelitian di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2015 ibu yang mengalami plasenta previa beradasarkan faktor paritas terbanyak yaitu multipara (2-5), faktor jarak kehamilan terbanyak yaitu jarak kehamilan <2 tahun, faktor riwayat abortus terbanyak yaitu ada riwayat abortus, faktor riwayat SC terbanyak yaitu tidak ada riwayat SC dan faktor hamil kembar terbanyak yaitu tidak hamil kembar. Oleh karena itu diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya bidan untuk melakukan penatalaksanaan perdarahan antepartum karena plasenta previa agar diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu